Michelin kini boleh berbangga hati setelah berhasil menghadapi tantangan luar biasa di musim comebacknya sebagai pemasok ban tunggal di ajang MotoGP, seperti yang diungkapkan Michelin Brand Chief, Nicolas Goubert.
Mulai tahun 2016 ini, Produsen ban yang berbasis di Perancis ini kembali berperan sebagai suplier tunggal ban untuk MotoGP usai absen selama tujuh tahun terakhir.
Pada saat melakukan pengujian paska-musim 2015 di Valencia, Michelin sempat mendapat kritikan. Pasalnya beberapa rider mengalami crash yang kemudian mengharuskan produsen tersebut merubah kompon dari ban depan buatannya.
Tantangan yang dihadapi pemasok ban ini kemudian berlanjut di musim 2016, ketika ban Loris Baz tiba-tiba meledak saat pengujian pra-musim.
Tak hanya itu, ban belakang Ducati GP15 yang ditunggangi rider Pramac Scott Redding juga meledak saat sesi Free Practice 4 di gelaran Grand Prix Argentina. Insiden di sirkuit Autodromo tersebut lantas membuat Michelin hanya memperbolehkan para rider menggunakan ban Medium dengan kompon yang lebih keras.
Kendati demikian, Michelin berhasil membuat perbaikan yang terbilang stabil selama musim ini, dan mencetak sembilan rider pemenang yang berbeda. Goubert, selaku brand chief Michelin, pun kemudian memuji kinerja divisi balap Michelin.
“Berbagai tantangan luar biasa berhasil kita tahklukkan dengan kesuksesan besar,” ujar Goubert. “Comeback kita ke ajang MotoGP pun terbilang sukses.
“Kita punya para pebalap baru, motor baru, dan lintasan baru, dan itu bahkan sebelum Anda menduga jika gaya balap beserta paket elektroniknya akan berubah.
Goubert lantas menegaskan, “Saya sangat bangga pada kemampuan luar biasa yang ditunjukkan oleh pabrikan dan tim pengembang kami di sepanjang musim ini.
Tiap kali kami menemui masalah, kami mampu memodifikasi ban kami dalam waktu yang terbatas.
“Saat kami harus bereaksi cepat di setelah (insiden) di Argentina, kami berhasil memproduksi batch ban belakang terbaru hanya dalam kurun waktu tiga hari.
Memang, kami melakukan banyak perubahan pada ban sepanjang musim ini, sejak Grand Prix Amerika hingga Grand Prix Perancis dan Grand Prix Jerman pula.
“Di tiap event, perbaikan yang kami torehkan selalu mendapat sanjungan dari para rider dan terjawab oleh waktu.
Pada kenyataannya, sudah banyak ban yang kami rekayasa pengembangannya selama satu musim MotoGP ini ketimbang tujuh tahun saat kami berada di kategori motorsport lainnya.”