Presiden AS terpilih Donald Trump |
JAKARTA, NR - Presiden AS terpilih Donald Trump mengatakan bahwa rangkaian teror yang mengguncang Eropa pada Seninm, (19/1/2017), lalu, merupakan bukti gagasannya untuk melarang Muslim masuk ke Amerika Serikat memang benar.
"Kalian tahu rencana saya. Akhirnya, saya terbukti benar, 100 persen tepat. Apa yang terjadi ini sangat tercela," ujar Trump ketika ditanya apakah akan meninjau kembali gagasan pelarangan Muslim masuk AS setelah rangkaian teror di Turki, Jerman, dan Swiss yang terjadi nyaris serentak.
Di Ankara, Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, ditembak mati oleh seorang petugas kepolisian yang sedang tak bertugas, Mevlut Mert Altintas, saat tengah menyampaikan sambutannya dalam sebuah pameran seni.
"Kalian tahu rencana saya. Akhirnya, saya terbukti benar, 100 persen tepat. Apa yang terjadi ini sangat tercela," ujar Trump ketika ditanya apakah akan meninjau kembali gagasan pelarangan Muslim masuk AS setelah rangkaian teror di Turki, Jerman, dan Swiss yang terjadi nyaris serentak.
Di Ankara, Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, ditembak mati oleh seorang petugas kepolisian yang sedang tak bertugas, Mevlut Mert Altintas, saat tengah menyampaikan sambutannya dalam sebuah pameran seni.
Sementara itu, Jerman gempar ketika sebuah truk menabraki kerumunan pengunjung di sebuah pasar yang menyediakan keperluan Natal di Berlin. Setidaknya 12 orang tewas dalam insiden yang diklaim oleh ISIS ini.
Tak berapa lama, muncul laporan penembakan secara membabi buta di sebuah masjid di Zurich, Swiss. Akibat insiden ini, tiga orang yang sedang beribadah di masjid tersebut terluka.
Diberitakan Reuters, setelah rangkaian serangan tersebut, Trump sempat merilis pernyataan yang berisi bahwa militan ISIS dan ekstremis Islam lainnya "terus membantai umat Kristen di lingkungannya dan tempat-tempat ibadah sebagai bagian dari aksi jihad global."
Namun ketika ditanya mengenai pernyataannya tersebut, Trump kemudian memperhalus nada bicaranya dan berkata, "Ini merupakan serangan terhadap kemanusiaan dan ini harus dihentikan."
Sejak masa kampanye, kerap mengkritik pemerintahan Barack Obama yang dianggap terlalu menyepelekan ancaman dari imigran, terutama Islam. Menurut Trump, imigran yang datang dari negara-negara konflik dapat disusupi teroris.
Ia pun sempat melontarkan gagasan melarang semua imigran Muslim masuk negaranya, meskipun belakangan, ia melunak dengan mengatakan harus ada pengawasan ketat bagi pengungsi yang ingin ke AS.
Trump kerap dikritik atas pernyataan-pernyataan kontroversialnya mengenai Muslim. Menurut banyak pejabat, pernyataan Trump tersebut justru dapat menimbulkan sentimen anti-Barat di tengah umat Muslim yang justru lebih berbahaya. Antara
Tak berapa lama, muncul laporan penembakan secara membabi buta di sebuah masjid di Zurich, Swiss. Akibat insiden ini, tiga orang yang sedang beribadah di masjid tersebut terluka.
Diberitakan Reuters, setelah rangkaian serangan tersebut, Trump sempat merilis pernyataan yang berisi bahwa militan ISIS dan ekstremis Islam lainnya "terus membantai umat Kristen di lingkungannya dan tempat-tempat ibadah sebagai bagian dari aksi jihad global."
Namun ketika ditanya mengenai pernyataannya tersebut, Trump kemudian memperhalus nada bicaranya dan berkata, "Ini merupakan serangan terhadap kemanusiaan dan ini harus dihentikan."
Sejak masa kampanye, kerap mengkritik pemerintahan Barack Obama yang dianggap terlalu menyepelekan ancaman dari imigran, terutama Islam. Menurut Trump, imigran yang datang dari negara-negara konflik dapat disusupi teroris.
Ia pun sempat melontarkan gagasan melarang semua imigran Muslim masuk negaranya, meskipun belakangan, ia melunak dengan mengatakan harus ada pengawasan ketat bagi pengungsi yang ingin ke AS.
Trump kerap dikritik atas pernyataan-pernyataan kontroversialnya mengenai Muslim. Menurut banyak pejabat, pernyataan Trump tersebut justru dapat menimbulkan sentimen anti-Barat di tengah umat Muslim yang justru lebih berbahaya. Antara