Sebuah laporan dari Uni Eropa memperingatkan bahwa sepertiga dari 5.000 warga Eropa yang melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris Takfiri telah kembali ke negara masing-masing, dengan potensi melakukan serangan.
Laporan, yang akan disampaikan kepada para menteri dalam negeri Uni Eropa pada Jumat (9/12) oleh koordinator kontra-terorisme UE, Gilles de Kerchove, menyebutkan sebanyak 1.750 teroris Takfiri mungkin telah kembali ke negara masing-masing.
Sebanyak 50 persen teroris tetap bertahan di medan pertempuran, yang mencapai antara 2.000 dan 2.500 warga Eropa, sementara antara 15 sampai 20 persen di antara mereka telah tewas.
Disebutkan pula bahwa ada dua jenis "teroris" yang telah kembali, yaitu yang mayoritasnya telah benar-benar kembali, dan mereka yang kembali untuk misi tertentu, dan kelompok kedua yang paling memprihatinkan.
Bahkan sejumlah perempuan Eropa dan anak-anak yang lahir atau dibesarkan di daerah di bawah kendali Daesh berpotensi menjadi ancaman keamanan karena mereka mungkin dipengaruhi oleh ideologi Takfiri.
Beberapa yang kembali telah dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman penjara, sementara banyak yang masih diawasi dan beberapa bebas di komunitas mereka.
Bulan lalu, Belgia memperingatkan bahwa semakin banyak teroris Takfiri yang kembali ke Eropa.
Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan 22 Maret di Brussels yang menewaskan 32 orang.
Para penyerang itu terkait dengan serangan di Paris pada November 2015, yang menewaskan sekitar 130 orang.